Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the astra-sites domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/unsoed-dayalogama-lppm/htdocs/dayalogama.lppm.unsoed.ac.id/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the add-search-to-menu domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/unsoed-dayalogama-lppm/htdocs/dayalogama.lppm.unsoed.ac.id/wp-includes/functions.php on line 6121
KEPERCAYAAN SUMUR SENDANG MAS DI BANYUMAS – Pusat Riset Budaya, Kearifan Lokal Dan Keagamaan

KEPERCAYAAN SUMUR SENDANG MAS DI BANYUMAS

Sumur Sendang Mas terletak di taman kota lama Banyumas, di Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Pada awalnya, Sumur Sendang Mas berasal dari hutan yang bernama Geger Duren. Alur sungai serayu yang berbentuk lekukan atau punggung serayu itulah yang dinamakan geger duren. Titik sumber mata air Sumur Sendang Mas ditemukan oleh bupati Banyumas ketujuh yaitu Raden Malih Gadakusuma (1707-1743).

Juru kunci Sumur Sendang Mas, Triyono Indra Winaryo (43) atau yang lebih dikenal dengan Pak Indra, menceritakan kemunculan Sumur Sendang Mas berhubungan dengan situasi pemerintahan Banyumas yang kurang baik. Suatu ketika, Raden Malih mendapatkan petunjuk untuk merubah situasi dan kondisi pemerintahan Banyumas dengan cara harus berpindah tempat. Lalu, beliau melakukan menepi atau menepikan diri di Wanasepi yang merupakan hutan yang sepi di daerah Binangun, di Wanasepi juga terdapat padepokan milik bibi dari Adipati Mrapat.

Suatu ketika, pada perhitungan kamis wage setelah ashar, beliau mendapatkan pancaran matahari senja yang mengenai titik sumber mata air di tengah rawa. Pancaran tersebut kemudian dinamakan sendang. Kata ‘sendang’ merujuk pada mata air yang

berbentuk lingkaran atau hampir menyerupai lingkaran dan kata ‘mas’ berasal dari hal-hal yang membahagiakan, biasanya disebut atau identik dengan warna emas.

Sumber: dokumentasi pribadi

Sumur Sendang Mas pada masa bupati Banyumas yang ketujuh digunakan untuk keperluan sehari-hari masyarakat Banyumas. Sedangkan, pada masa ini Sumur Sendang Mas dikenal sebagai sumur keramat yang digunakan untuk pengobatan, pedagang dan penglaris, serta napak tilas dari calon pemimpin maupun pejabat. “Kepercayaan pada keberkahan sumur berhubungan dengan nilai spiritual dan religi/kepercayaan suatu individu. Keberkahan didapatkan dengan mendoakan para punggawa atau leluhur. Sendang Mas berhubungan dengan air yang bermakna akan mengalir dan mengikuti sesuai tempatnya.” dikatakan oleh Triyono Indra Winaryo (43) selaku juru kunci Sumur Sendang Mas.

Kepercayaan sumur sendang mas masih digunakan hingga saat ini. Kepercayaannya diturunkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lain, melalui ucapan dari satu orang ke orang lain. Penggunaan sumur sendang mas dilakukan dengan mengambil airnya yang kemudian digunakan sebagai sarana spiritual. Cara mengambil air tersebut menggunakan perantara berupa alat timba yang terbuat dari “cengkir gading” dan “benang lawe”. Cengkir gading adalah tempurung kelapa kuning yang melambangkan sesuatu yang tangguh, sedangkan benang lawe adalah kain putih yang biasanya digunakan untuk mengikat kain mori yang melambangkan kesucian.

“Sumur sendiri identik dengan kegiatan menimba yang memberikan pemahaman mencari sesuatu. Peralatan yang digunakan seperti tali untuk menimba yang dibuat dari “Benang Lawe/Tali Lawe” melambangkan kesucian dan tempurung untuk mengambil air sumur yaitu “Cengkir Gading” mengartikan sesuatu yang tangguh.” dikatakan oleh Triyono Indra Winaryo (43) selaku juru kunci Sumur Sendang Mas.

Pak Indra juga menjelaskan mengenai adanya ketentuan hari untuk mengambil air sumur sendang mas yaitu senin, selasa, kamis, dan jumat. Menurut hari hitungan jawa yaitu legi, wage, dan kliwon. Apabila akan digunakan untuk dagang dan penglaris disarankan menggunakan hitungan legi. Jika untuk kedudukan dan pengobatan dapat menggunakan hitungan wage dan kliwon. Untuk penggunaan air sumur sendang mas dapat digunakan kapan saja, tetapi untuk pengambilannya harus sesuai dengan perhitungan jawa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *